Sunday, October 21, 2012
Friday, October 19, 2012
ALAT TEST DHL MOL DAN POC
ALAT TEST DHL MOL DAN POC
Modifikasi alat test hara tanah yang sederhana, yang dilakukan oleh A. Rachmaniar M, SP., MP dan Irwan Syarif, SP menjadi ALAT TEST DHL MOL DAN POC untuk di gunakan dalam pengukuran Daya Hantar Listrik (DHL) dari mol dan pupuk cair yang akan dimanfaatkan dalam pengaplikasian ketanaman pertanian.
Hati-hati
ketika jack menancap pada stop kontak!! Jangan memegang ujung alat
pengukur mol dan poc atau yang terhubung olehnya. Contoh: Jangan
menyentuh air beserta pengaduknya ketika sedang diukur
kesuburannya (ketika ujung alat masih menancap di larutan tersebut).
prinsip kerja alat ini tetap memerlukan daya arus listrik untuk mengoperasikannya. Apabila alat ini di celupkan kedalam air (aguadest), bohlam pijar akan menyala akan tetapi cahayanya cuman nampak seperti bara yang nampak di kumparan seperti pada gambar 2 di atas.
Bagian-bagian alat pengukur DHL Mol dan POC terdiri dari:
hasil pengujian alat menunjukkan mol yang dibuat oleh Mahasiswa Pertanian UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO.
Modifikasi alat test hara tanah yang sederhana, yang dilakukan oleh A. Rachmaniar M, SP., MP dan Irwan Syarif, SP menjadi ALAT TEST DHL MOL DAN POC untuk di gunakan dalam pengukuran Daya Hantar Listrik (DHL) dari mol dan pupuk cair yang akan dimanfaatkan dalam pengaplikasian ketanaman pertanian.
Gb.2 ujung indikator alat di celup pada air |
prinsip kerja alat ini tetap memerlukan daya arus listrik untuk mengoperasikannya. Apabila alat ini di celupkan kedalam air (aguadest), bohlam pijar akan menyala akan tetapi cahayanya cuman nampak seperti bara yang nampak di kumparan seperti pada gambar 2 di atas.
Bagian-bagian alat pengukur DHL Mol dan POC terdiri dari:
- stecker/ jack
- kabel
- pipa paralon 3/4 inci
- bohlam pijar
- multitester
- dob lampu
hasil pengujian alat menunjukkan mol yang dibuat oleh Mahasiswa Pertanian UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO.
Wednesday, October 17, 2012
Alat & Mesin Pengolahan Tanah dan Padi (Tradisional dan Modern)
Alat & Mesin Pengolahan Tanah dan Padi (Tradisional dan Modern)
Persawahan |
Berdasarkan atas tahapan kegiatan,
hasil kerja dan dalamnya tanah yang menerima perlakuan pengolahan tanah,
kegiatan pengolahan tanah dibedakan menjadi dua macam, yaitu pengolahan
tanah pertama atau awal (primary tillage) dan pengolahan tanah kedua
(secondary tillage).
Dalam pengolahan tanah pertama,
tanah dipotong kemudian diangkat terus dibalik agar sisa-sisa tanaman
yang ada dipermukaan tanah dapat terbenam di dalam tanah. Kedalaman
pemotongan dan pembalikan umumnya di atas 15 cm. Pada umumnya hasil
pengolahan tanah masih berupa bongkah-bongkah. tanah yang cukup besar,
karena pada tahap pengolahan tanah ini penggemburan tanah belum dapat
dilakukan dengan efektif. Dalam pengolahan tanah kedua, bongkah-bongkah
tanah dan sisa-sisa tanaman yang telah terpotong pada pengolahan tanah
pertama akan dihancurkan menjadi lebih halus dan sekaligus mencampurnya
dengan tanah.
Sesuai dengan macam dan cara
pengolahan tanah yang telah diterangkan di atas, secara garis besar alat
dan mesin pengolahan tanah juga dibedakan menjadi dua macam:
- Alat dan mesin pengolahan tanah pertama (primary tillage equipment), yang digunakan untuk melakukan kegiatan pengolahan tanah pertama. Peralatan pengolahan tanah ini biasanya berupa bajak (plow), dengan segala jenisnya.
- Alat dan mesin pengolahan tanah kedua (secondary tillage equipment), yang digunakan untuk melakukan pengolahan tanah kedua. Peralatan pengolahan tanah ini biasanya berupa garu (harrow) dengan segala jenisnya.
Bagan peralatan pengolahan tanah |
Bajak (Plow)
Bajak merupakan alat pertanian yang
paling tua, telah dipergunakan sejak 6000 th SM di Egypt. Pada awal
mulanya bajak sepenuhnya ditarik oleh tenaga manusia, dengan bntuk yang
sangat sederhana. Kemudian Thomas Jefferson merancang secara istimewa
dengan prinsip perhitungan matematika. Untuk pertama kalinya alat
pengolahan tanah ini dibuat dari kayu kemudian dari besi tuang sebagai
bahan utamanya, selanjutnya dibuat dari baja.
Bajak tradisional |
Bajak modern |
Penggunaan sistem dua mata bajak (bottom) dimulau sejak tahun 1865, kemudian diikuti dengan pemakaian tiga mata bajak dan seterusnya, tergantung pada besarnya daya penarik yang digunakan. Banyak dijumpai berbagai bentuk rancangan bajak, hal ini pada umumnya dimaksudkan untuk dapat memperoleh penyesuaian antara tujuan pengolahan tanah dan peralatan yang dipergunakan. Berdasarkan bentuk dan kegunaannya, secara garis besar bajak dibedakan atas beberapa jenis, yaitu:
1. Bajak singkal (mold board plow)
Bajak singkal termasuk jenis bajak
yang paling tua. Di Indonesia jenis bajak singkal inilah yang paling
umum digunakan oleh petani untuk melakukan pengolahan tanah mereka,
dengan menggunakan tenaga ternak hela sapi atau kerbau, sebagai sumber
daya penariknya. Sering dijumpai beberapa bentuk rancangan bajak
singkal, hal ini dimaksudkan untuk dapat memperoleh penyesuaian antara
kondisi tanah dengan tujuan pembajakan. Aneka ragam rancangan yang
dijumpai selain pada bentuk mata bajak, juga di bagian perlengkapannya.
Mata bajak adalah bagian dari bajak yang berfungsi aktif untuk mengolah
tanah.
Mold board plow (Sumber: www.funkworkz.com) |
Adanya kelemahan-kelemahan bajak
singkal maka orang menciptakan bajak piringan. Bajak piringan cocok
untuk bekerja pada : tanah yang lengket, tidak mengikis dan kering
dimana bajak singkal tidak dapat masuk; tanah berbatu, atau banyak
sisa-sisa akar; tanah gambut; serta untuk pembajakan tanah yang berat.
Namun penggunaan bajak piringan ini untuk pengolahan tanah ada juga
kelemahannya antara lain: tidak dapat menutup seresah dengan baik; bekas
pembajakan tidak dapat betul-betul rata; hasil pengolahan tanahnya
masih berbongkah-bongkah, tetapi untuk lahan yang erosinya besar hal ini
justru dianggap menguntungkan.
Pengolahan tanah dengan menggunakan
bajak, akan diperoleh bongkahbongkah yang masih cukup besar, biasanya
masih diperlukan tambahan pengerjaan untuk mendapatkan keadaan tanah
yang lebih halus lagi. Dengan menggunakan bajak putar maka pengerjaan
tanah dapat dilakukan sekali tempuh. Bajak putar/bajak rotary dapat
digunakan untuk pengolahan tanah kering ataupun tanah sawah.
Kadang-kadang bajak putar ini digunakan untuk mengerjakan tanah kedua
dan juga dapat digunakan untuk melakukan penyiangan ataupun pendangiran.
Penggunaan bajak putar untuk pengolahan tanah dapat diharapkan hasilnya
baik, bila tanah dalam keadaan cukup kering atau basah sama sekali.
Untuk mengatasi lengketnya tanah pada pisau dapat dilakukan dengan
mengurangi jumlah pisau dan mempercepat putaran dari rotor dan
memperlambat gerakan maju. Makin cepat perputaran rotor akan lebih
banyak daya yang digunakan tetapi diperoleh hasil penggemburan yang
lebih halus. Dalam penggunaan, dipilih kebutuhan daya yang terkecil
tetapi memenuhi persyaratan ukuran partikel tanah yang dituntut oleh
tanaman.
Rotary plow (Sumber: ibuonline.com) |
Dalam pengerjaan tanah, bajak pahat
dipergunakan untuk merobek dan menembus tanah dengan menggunakan alat
yang menyerupai pahat atau ujung skop sempit yang disebut mata pahat
atau chisel point. Mata pahat ini terletak pada ujung dari tangkai atau
batang yang biasa disebut bar.
Chisel plow (Sumber: www.buctraco.com) |
Bajak tanah bawah termasuk di dalam
jenis bajak pahat tetapi dengan konstruksi yang lebih berat. Fungsi
bajak ini tidak banyak berbeda dengan bajak pahat, namun dipergunakan
untuk pengerjaan tanah dengan kedalaman yang lebih dalam, yaitu mencapai
kedalaman sekitar (50 – 90) cm. Untuk jenis standart tunggal biasanya
dipergunakan untuk mengerjakan tanah dengan kedalaman sampai 90 cm,
sedang penarikannya menggunakan traktor dengan daya (60 – 85) HP.
Kemudian untuk bajak tanah bawah jenis standart dua atau lebih, biasanya
dipergunakan untuk pekerjaan yang lebih dangkal.
Subsoil plow (Sumber: www.roll-a-cone.com) |
Tanah setelah dibajak pada pengolahan
tanah pertama, pada umumnya masih merupakan bongkah-bongkah tanah yang
cukup besar, maka untuk lebih menghancurkan dan meratakan permukaan
tanah yang terolah dilakukan pengolahan tanah kedua. Alat dan mesin
pertanian yang digunakan untuk melakukan pengolahan tanah kedua adalah
alat pengolahan tanah jenis garu (harrow). Penggunaan garu sebagai
pengolah tanah kedua, selain bertujuan untuk lebih meghancurkan dan
meratakan permukaan tanah hingga lebih baik untuk pertumbuhan benih
maupun tanaman, juga bertujuan untuk mengawetkan lengas tanah dan
meningkatkan kandungan unsur hara pada tanah dengan jalan lebih
menghancurkan sisa-sisa tanaman dan mencampurnya dengan tanah.
Macam-macam garu yang digunakan untuk pengolahan tanah kedua adalah :
garu piringan (disk harrow); garu bergigi paku (spikes tooth harrow);
garu bergigi per (springs tooth harrow); dan garu-garu untuk pekerjaan
khusus (special harrow).
Garu |
Kapasitas kerja pengolahan tanah |
PERALATAN DAN MESIN PENGOLAHAN PADI
Cara pemanenan padi dapat dibagi dua
macam cara, yaitu cara tradisional dan cara mekanis. Dengan cara
tradisional alat yang digunakan adalah ani-ani atau sabit. Sedangkan
macam-macam alat/mesin tersebut, terlebih dulu mengurutkan
kegiatan-kegiatan yang terjadi sejak dari panen, kemudian
pengumpulan/pengikatan, perontokan, pengeringan dan penggilingan.
1. Alat Panen Tradisional
1. Alat Panen Tradisional
Alat panen tradisional |
Alat panen tradisional dari
sejak jaman dahulu hingga kini masih tetap digunakan oleh para petani
untuk memanen padinya. Alat ini sangat sederhana, yaitu ani-ani dan
sabit yang digunakan dengan tenaga tangan. Oleh karena itu disamping ada
beberapa keuntungan , juga banyak kerugian oleh alat ini. Alat panen
ani-ani terdiri dari dua bagian utama, yaitu pisau dan kayu genggaman
yang juga tempat meletaknya pisau. Sedangkan sabit juga terdiri dari dua
bagian yang sama, hanya perbedaannya dalam bentuk.
Sabit |
Kelemahan-kelemahan dari penggunaan alat ini adalah :
- Kebutuhan tenaga orang per hektar banyak.
- Kehilangan gabah pada waktu panen relatif lebih tinggi dibandingkan dengan alat mekanis 3. Kenyamanan bekerja rendah
- Kapasitas kerja rendah.
- Biaya panen perhektar relatif lebih tinggi dibandingkan dengan alat mekanis, tapi biaya awal tidak ada.
- Memberikan kesempatan kerja yang banyak kepada para buruh panen.
- Hasil pemotongan gabah dengan ani-ani ini lebih bersifat terpilih.
- Harga alat panen sangat murah, bisa dimiliki oleh setiap petani
Penggunaan mesin reaper |
Seperti yang telah diterangkan dimuka
bahwa mesin reaper ini bekerjanya adalah mengait rumpun padi, kemudian
memotong dan selanjutnya dilempar kesebelah kanan mesin diatas permukaan
tanah. Setiap lemparan terdiri dari 3-10 rumpun tanam padi tergantung
dari jumlah alur pemotongan dari mesin. Untuk memudahkan pengangkutan
ketempat perontokan biasanya diikat dulu atau dimasukkan kedalam karung
agar tidak banyak gabah yang hilang karena rontok dari rantainya.
Mesin reaper dioperasikan oleh satu orang dan dibantu 2 orang untuk mengikat atau mengarungkan. Tenaga motor penggeraknya berkisar antara 2,5 sampai 3 Daya Kuda (DK). Kapasitas kerja dari reaper adalah antara 30-35 jam setiap hektar dengan satu alur pemotongan, sedangkan yang tiga alur pemotongan berkisar antara 18-20 jam tiap hektar.
Kelemahan dari penggunaan dari mesin ini adalah bagi varietas padi yang mudah rontok, dimana akan banyak padi yang rontok akibat getaran atau perlakuan oleh mesin. Kelemahan lainnya adalah biaya awal yang tinggi, yaitu harga pembeliannya dan harga bahan bakar yang terus meningkat. Akan tetapi keuntungan-keuntungannya adalah sebagai berikut :
Mesin reaper padi (Sumber: www.shafwandi08.blogspot.com) |
Mesin reaper dioperasikan oleh satu orang dan dibantu 2 orang untuk mengikat atau mengarungkan. Tenaga motor penggeraknya berkisar antara 2,5 sampai 3 Daya Kuda (DK). Kapasitas kerja dari reaper adalah antara 30-35 jam setiap hektar dengan satu alur pemotongan, sedangkan yang tiga alur pemotongan berkisar antara 18-20 jam tiap hektar.
Kelemahan dari penggunaan dari mesin ini adalah bagi varietas padi yang mudah rontok, dimana akan banyak padi yang rontok akibat getaran atau perlakuan oleh mesin. Kelemahan lainnya adalah biaya awal yang tinggi, yaitu harga pembeliannya dan harga bahan bakar yang terus meningkat. Akan tetapi keuntungan-keuntungannya adalah sebagai berikut :
- Kapasitas kerjanya (jam/ha) tinggi.
- Hanya membutuhkan 2-3 orang untuk panen dalam 1 hektar.
- Biaya panen per hektar relatif lebih rendah dibandingkan dengan cara tradisional.
- Kehilangan gabah di sawah relatif lebih rendah bagi varietas padi yang sukar rontok.
- Dapat dimiliki kelompok tani secara koperasi.
3. Mesin Binder
Berbeda dengan dua mesin sebelumnya, mesin panen mini combine ini bekerja pada sampai pengarungan gabah yang sudah lepas dari malainya, dan gabah ini sudah bersih dari kotoran dan gabah hampa. Dengan demikian urutan yang dilakukan oleh mesin jenis ini adalah memotong, merontok, membersihkan dan mengarungkan, sehingga gabahnya tinggal dibawa ketempat pengeringan untuk diturunkan kadar airnya sampai pada kering giling.
Ukuran dari mesin combine ditentukan dari berapa lebar pemotongannya (jumlah jalur pemotongan). Jumlah jalur pemotongannya adalah dari 2 sampai 4 jalur tanam padi. Demikian dari tenaga motor penggeraknya juga lebih tinggi dari mesin reaper dan binder, yaitu antara 10 sampai 25 DK. Untuk mesin mini combine yang lebar pemotongan 4 jalur, tenaga motor penggeraknya sekitar 25 DK. Dengan satu orang operator dan satu orang pengatur pengarungan dapat naik diatasnya.
Perbedaan utama mesin mini combine dengan mesin reaper dalam bagian-bagian utamanya adalah bahwa pada mesin ini dilengkapi dengan mesin perontok gabah dan pembersih gabah. Selain dari pada itu, juga dari mesin ini tidak ada mekanisme tali pengikat. Karena batang padi yang terpotong langsung dibawa dan dijepit kebagian perontok, dimana gabah yang telah rontok diteruskan kebagian pembersih dengan sistem hembusan oleh kipas, sedang batang, daun dan gabah hampa dibuang ke atas permukaan tanah. Karena untuk mempermudah perjalanan diatas permukaan tanah yang umumnya basah, pada mesin mini combine roda yang digunakan adalah roda rantai (seperti kendaraan yang dimiliki Militer ”tank”). Roda rantai ini disebut juga roda ”crawler” yang memiliki tingkat flesibilatas dan cengkraman yang tinggi untuk segala keadaan tanah.
5. Mesin Combine
Penggunaan mesin binder |
Prinsip kerja mesin binder lebih
tinggi sedikit dari mesin reaper. Mesin binder bekerja selain memotong
padi, juga mengikat dan selanjutnya melempar. Baik konstruksinya maupun
ukurannya berbeda dengan mesin reaper, sehingga harganyapun lebih mahal.
Akan tetapi, kapasitas kerjanya lebih tinggi dari reaper. Mesin binder
dengan pemotongan satu jalur (motor 3,5 DK) mampu mengerjakan panen
10-20 jam tiap hektar. Sedangkan yang lebar jalur pemotongan 2 jalur
dan tenaga 5 DK, kapasitas kerjanya 5-10 jam tiap hektar. Mesin lain
yang bertenaga 12 DK dan lebar pemotongan 1,27 m, memerlukan waktu
sebanyak 4 jam untuk ukuran petakan 180 x 25 m (= 0,45 hektar). Mengenai
kelemahan dan keuntungan sama dengan mesin reaper. Hanya kelebihannya
adalah sudah diikat dan kapasitas kerjanya lebih tinggi.
Mesin binder padi (Sumber: www.tube.7s-b.com) |
Berbeda dengan dua mesin sebelumnya, mesin panen mini combine ini bekerja pada sampai pengarungan gabah yang sudah lepas dari malainya, dan gabah ini sudah bersih dari kotoran dan gabah hampa. Dengan demikian urutan yang dilakukan oleh mesin jenis ini adalah memotong, merontok, membersihkan dan mengarungkan, sehingga gabahnya tinggal dibawa ketempat pengeringan untuk diturunkan kadar airnya sampai pada kering giling.
Ukuran dari mesin combine ditentukan dari berapa lebar pemotongannya (jumlah jalur pemotongan). Jumlah jalur pemotongannya adalah dari 2 sampai 4 jalur tanam padi. Demikian dari tenaga motor penggeraknya juga lebih tinggi dari mesin reaper dan binder, yaitu antara 10 sampai 25 DK. Untuk mesin mini combine yang lebar pemotongan 4 jalur, tenaga motor penggeraknya sekitar 25 DK. Dengan satu orang operator dan satu orang pengatur pengarungan dapat naik diatasnya.
Mesin mini combine (Sumber: www.tradekey.com) |
Perbedaan utama mesin mini combine dengan mesin reaper dalam bagian-bagian utamanya adalah bahwa pada mesin ini dilengkapi dengan mesin perontok gabah dan pembersih gabah. Selain dari pada itu, juga dari mesin ini tidak ada mekanisme tali pengikat. Karena batang padi yang terpotong langsung dibawa dan dijepit kebagian perontok, dimana gabah yang telah rontok diteruskan kebagian pembersih dengan sistem hembusan oleh kipas, sedang batang, daun dan gabah hampa dibuang ke atas permukaan tanah. Karena untuk mempermudah perjalanan diatas permukaan tanah yang umumnya basah, pada mesin mini combine roda yang digunakan adalah roda rantai (seperti kendaraan yang dimiliki Militer ”tank”). Roda rantai ini disebut juga roda ”crawler” yang memiliki tingkat flesibilatas dan cengkraman yang tinggi untuk segala keadaan tanah.
5. Mesin Combine
Penggunaan mesin combine |
Pada prinsipnya mesin combine ini sama dengan mesin Mini Combine, hanya yang berbeda adalah ukuranya yang besar dan beberapa konstruksi. Pada mesin combine gabah yang sudah bersih ditampung pada tempat penampung yang disebut tangki gabah yang isinya dapat menampung 3-5 ton gabah bersih. Jadi proses yang dikerjakan pada mesin combine adalah pemotongan, perontokan, pembersihan dan penampungan dalam tangki gabah. Lebar pemotongannya dapat berkisar antara 4-5 meter dengan kapasitas kerja sekitar 2 sampai 4 jam per hektar. Karena ukurannya yang besar maka mesin jenis ini hanya banyak digunakan pada perusahaan-perusahaan besar atau benih yang besar atau yang merupakan suatu pusat perusahaan padi yang luas (rice estate). Dalam pemakaian mesin ini, untuk memperoleh efisiensi kerja yang optimum, maka luas petakan antara 5-12 hektar.
Tuesday, October 16, 2012
Alat Tradisional Pertanian
Alat Tradisional Pertanian
Pulau
Bali, pulau kecil munggil nan unik dengan segala keindahan panorama
alam nya, dengan keunikan budayanya telah berhasil memikat hati para
wisatawan di dunia. Berbicara soal keindahan panaroma Alam Bali,
Keunikan Budaya Bali dan Pesatnya Pariwisata Bali kita tidak bisa
terlepas dari sebuah dunia yang disebut Pertanian Bali. Pertanian di
bali memiliki pertalian yang erat antara Budaya, Agama, Alam Bali dan
Pariwisata di Bali.
Secara umum dapat disimpulkan bahwa pertanian di bali adalah adalah sesuatu hal yang sangat kompleks sekali karena selalu bersentuhan dengan sektor yang lainnya, Sebagai contoh Sistem Subak yang sangat terkenal dan mendunia ini. Sistem Subak merupakan sebuah organisasi yang mengatur tata kelola sistem pengairan persawahan di bali yang menerapkan konsep "Tri Hita Karana" yakni sebuah konsep harmonisasi antara hubungan manusia dengan Tuhan, Lingkungan/alam dan manusia itu sendiri.
Dalam hal ini di sektor pertanian kita akan membahas mengenai alat tradisional pertanian yang selama ini di gunakan dalam menunjang usaha pertanian di bali.
I. PERALATAN PENGOLAHAN LAHAN
1. PERALATAN METEKAP / MEMBAJAK SAWAH
Metekap
adalah istilah orang bali dalam membajak sawah mereka, peralatan
tradisional yang mereka pakai terdiri dari "UGA" ditaruh pada leher
kedua ekor sapi yang kemudian di ikat pada "TENGALA" dan "LAMPIT" yang
berfungsi untuk membajak sawah.
2. TAMBAH/CANGKUL/PACUL
"Tambah"
dalam istilah bali atau Cangkul atau pacul adalah satu jenis alat
tradisional yang digunakan dalam pertanian. Cangkul digunakan untuk
menggali, membersihkan tanah dari rumput atau pun untuk meratakan tanah.
Cangkul masih digunakan hingga kini. Pekerjaan yang lebih berat
biasanya menggunakan bajak. Cangkul biasanya terbuat dari kayu dan besi.
3. PETAKUT / ORANG-ORANGAN SAWAH
Petakut
/ orang orangan disawah biasanya dibuat dari batang bambu yang di
bungkus dengan jerami hingga dibuat mirip seperti orang yang berada di
tengah sawah, dengan tujuan untuk menghalau burung agar takut memakan
biji padi yang sedang menguning.
4. RANGGON
Ranggon
merupakan gubuk yang berada di tengah lahan persawahan, biasanya
digunakan sebagai tempat berteduh, tempat peristirahatan sejenak para
petani selepas kesibukan di pematang sawah, ranggon juga biasanya
digunakan sebagai tempat menyimpan peralatan pertanian oleh para petani.
II. PERALATAN PANEN
1. ANI-ANI / KETAM
Ani-ani
atau ketam adalah sebuah pisau kecil yang dipakai untuk memanen padi.
Dengan ani-ani tangkai bulir padi dipotong satu-satu, sehingga proses
ini memakan banyak pekerjaan dan waktu, namun keuntungannya ialah,
berbeda dengan penggunaan sebuah arit, tidak semua batang ikut
terpotong. Dengan demikian, bulir yang belum masak tidak ikut terpotong.
2. ARIT / SABIT
Arit adalah alat pertanian untuk
memotong padi di sawah dan merupakan alat pertanian yang penting bagi
petani. Terbuat dari besi bertangkai, dibuat sedemikian rupa agar mudah
dipakai. Matanya membentuk bulan sabit, karena itu disebut sabit. Dahulu
sebagian besar arit merupakan hasil industri rumah tangga. Arit dibuat
dan besi atau baja bekas yang ditempa secara tradisional menjadi
berbentuk bulan sabit, lalu diberi gagang dari kayu. Arit bagi petani
merupakan alat serbaguna, untuk memotong rumput makanan ternak dan
membersihkan ladang, digunakan untuk mengiris manggar kelapa atau enau
yang akan disadap niranya. Juga banyak digunakan untuk menuai padi
karena dianggap lebih efektif dari pada ani-ani.
Jenis dan ragam arit juga banyak, tergantung kebutuhan dalam menggunakannya, mulai dari yang kecil hingga yang besar, Seperti Arit Pengaritan rumput, pengaritan padi yang matanya bergerigi, hingga arit penyalah dan caluk yang ukurannya lebih besar yang digunakan untuk memotong dahan yang keras dan lebih besar.
3. GEREJAG/GEBOTAN
Gerejag/Gebotan
merupakan alat yang dipakai petani dalam proses panen di sawah, dimana
alat ini berfungsi melepas biji padi dari tangkainya, dengan cara
tangkai padi di ayunkan di gebotan sehingga biji padi bisa terlepas dari
tanggkainya.
4. KERANJANG
Keranjang
Merupakan alat untuk menampung hasil pertanian seperti buah, sayuran
dan bisa juga digunakan untuk menampung rumput untuk ternak sapi para
petani.
III. PENGOLAHAN DAN PENYIMPANAN HASIL PANEN
1. GELEBEG
Gelebeg
/ Lumbung Padi merupakan bangunan yang berfungsi sebagai tempat
menyimpan hasil panen, dahulu kala petani tidak pernah menjual seluruh
beras produksi mereka kepada tengkulak, melainkan menyimpan padi hasil
panen mereka di sebuah tempat yang disebut Gelebeg/jineng atau lumbung
padi.
2. KETUNGAN, LESUNG & ELU
Alu
merupakan alat pendamping lesung atau Ketungan dalam proses pemisahan
sekam dari beras. Biasanya alu dibuat dari kayu. Bentuk alu memanjang
seperti tabung dengan diameter sekitar 7 cm (tergantung besarnya
lesung). Alu digunakan sebagai penumbuk gabah, sehingga beras terpisah
dari sekam secara mekanik.
3. NYIU / TAMPI
Nyiu
/ Tampi merupakan alat tradisional dari anyaman bambu yang berbentuk
bundar, biasa digunakan untuk menampi padi atau beras dalam memisahkan
latah/antah/amapas kulit padi dengan bantuan angin diayunkan dan ditiup
sehingga antah bisa dipisahkan dari beras, juga bisa dipakai untuk
menjemur.
4. PAON
Paon
/ tungku dapur bali ini berfungsi sebagai tempat memasak hasil olahan
pertanian di bali, bahan bakar dari tungku ini biasanya menggunakan kayu
bakar. Kelengkapan di paon / dapur biasanya terdapat cublukan, kuskusan, kekeb, penggorengan, Sok Nasi, Ingka dan lain sebagainya selayaknya alat dapur lainnya.
Secara umum dapat disimpulkan bahwa pertanian di bali adalah adalah sesuatu hal yang sangat kompleks sekali karena selalu bersentuhan dengan sektor yang lainnya, Sebagai contoh Sistem Subak yang sangat terkenal dan mendunia ini. Sistem Subak merupakan sebuah organisasi yang mengatur tata kelola sistem pengairan persawahan di bali yang menerapkan konsep "Tri Hita Karana" yakni sebuah konsep harmonisasi antara hubungan manusia dengan Tuhan, Lingkungan/alam dan manusia itu sendiri.
Dalam hal ini di sektor pertanian kita akan membahas mengenai alat tradisional pertanian yang selama ini di gunakan dalam menunjang usaha pertanian di bali.
I. PERALATAN PENGOLAHAN LAHAN
1. PERALATAN METEKAP / MEMBAJAK SAWAH
2. TAMBAH/CANGKUL/PACUL
3. PETAKUT / ORANG-ORANGAN SAWAH
4. RANGGON
II. PERALATAN PANEN
1. ANI-ANI / KETAM
2. ARIT / SABIT
Jenis dan ragam arit juga banyak, tergantung kebutuhan dalam menggunakannya, mulai dari yang kecil hingga yang besar, Seperti Arit Pengaritan rumput, pengaritan padi yang matanya bergerigi, hingga arit penyalah dan caluk yang ukurannya lebih besar yang digunakan untuk memotong dahan yang keras dan lebih besar.
3. GEREJAG/GEBOTAN
4. KERANJANG
III. PENGOLAHAN DAN PENYIMPANAN HASIL PANEN
1. GELEBEG
2. KETUNGAN, LESUNG & ELU
3. NYIU / TAMPI
4. PAON
IV. ALAT LAINNYA
1. KULKUL
Kulkul Dewa adalah kulkul yang digunakan saat upacara Dewa Yadnya. Kulkul Dewa dibunyikan apabila akan memanggil para dewa. Kulkul Bhuta adalah kulkul yang digunakan saat upacara Bhuta Yadnya, Kulkul Bhuta dibunyikan apabila akan memanggil para Bhuta Kala guna menetralisir alam semesta sehingga keadaan alam menjadi aman dan tenteram. Kulkul Manusa adalah kulkul yang digunakan untuk kegiatan manusia, baik itu rutin maupun mendadak. Kulkul Hiasan disebut karena kulkul ini diberi hiasan-hiasan untuk menambah keindahannya. Biasanya kulkul ini dianggap sebagai barang antik oleh wisatawan yang datang ke pulau Bali, sering dijadikan oleh-oleh atau buah tangan.
2. TIKA / KALENDER BALI
3. KERONCONGAN SAPI
Subscribe to:
Posts (Atom)