Pages

Saturday, July 13, 2013

Cara Memperbanyak tanaman

Cara Memperbanyak tanaman
1.    Perkembang biakan tanaman secara vegetatif
Perbanyakan tanaman secara vegetatif dilakukan menggunakan bagian-bagian tanaman seperti cabang, ranting,pucuk, daun, umbi dan akar.
Perbanyakan tanaman secara vegetatif dapat dilakukan dengan cara cangkok, rundukan, setek dan kultur jaringan.
a.     Cangkok (air layerage)
Langkah-langkah mencangkok sebagai berikut :
1.      Sayat cabang ranting yang akan dicangkok dengan pisau tajam. Penyayatan dilakukan tepat di bawah kuncup daun karena di sinilah tempat berkumpulnya zat pembentuk akar (rizokalin)
2.      Kupas kulit batang di bidang sayatan sampai terlihat kambium yang berlendir. Buang kambium ini dengan cara dikerok menggunakan mata pisau dan perhatikan jangan sampai melukai jaringan. Lalu biarkan selama 2-7 hari sampai mengering dan tidak mengeluarkan lendir lagi. Setelah mengering olesi hormon penumbuh akar. (Rootone F). Cara penggunan hormon ini dengan mencampur sedikit air dan adukhingga menjadi pasta, lalu oleskan merata keseluruh bekas sayatan.
3.      Membungkus bidang sayatan Dengan media moss
Ada dua cara membungkus  dalam cara mencangkok, hal ini di pengaruhi oleh penggunaan media :
a.       Dengan media moss, langkah-langkahnya yaitu pasang plastik pembungkus di bidang sayatan, masukan moss, dan ikat erat media cangkokan.
b.      Dengan media tanah, langkah-langkahnya yaitu buat bongkahan tanah, sayat salah satu sisi bongkahan, tangkupkan bongkahan ke bidang cangkokan, dan ikat erat media cangkokan.
4.      Merawat cangkokan
Cangkokan cukup disiram seminggu sekali agar media tetap lembab dengan cara menyuntikkan air kedalam media atau meneteskan air diatas pembungkus cangkokan.
5.      Memotong cangkokan.
Batang cangkokan dapat dipotong apabila akarsudah memenuhi media cangkokan dan daun di cabang cangkokan terlihat segar. Pemotongan dilakukan tepat di bawah pembungkus.

Saturday, June 29, 2013

PISANG IJO KHAS MAKASSAR

PISANG IJO KHAS MAKASSAR 



Bahan :
  •     50 gram tepung beras
  •     1/2 sendok teh garam
  •     300 ml air
  •     100 ml air daun suji
  •     3 tetes pewarna hijau
  •     175 gram tepung beras
  •     5 buah pisang raja
  •     es serut
  •     sirup merah
Bahan Saus :
  •     650 ml santan
  •     50 gram tepungh terigu
  •     75 gram gula pasir
  •     1 lembar daun pandan
  •     1/4 sendok teh garam
Cara Membuat  :

  1. Aduk tepung beras, garam, air, air daun suji, pewarna hijau lalu rebus sambil diaduk sampai mendidih, angkat.
  2. Tambahkan tepung beras, aduk rata lalu aduk lagi sampai kalis(tidak lengket). Tipiskan adonan, balutkan pada pisang hingga tertutup.
  3. Kukus pisang selama 20 menit. Angkat dan sisihkan.
  4. Rebus bahan saus sampai mendidih, angkat lalu dinginkan.
  5. Potong-potong pisang hijau, tuangkan saus, es serut, dan sirup merah.                                                       selamat mencoba.......!!

HAMA DAN PENYAKIT CENGKEH TANAMAN CENGKEH

HAMA DAN PENYAKIT CENGKEH TANAMAN CENGKEH
HAMA
1.       PENGGEREK BATANG
Penggerek batang yang menyerang tanaman cengkeh adalah Nothopeus sp. Hama ini meletakkan telurnya pada lekukan kulit batang tanaman.
Gejala Serangan
Gejala Serangan yang ditimbulkan oleh penggerek Nothopeus sp ditandai adanya lubang-lubang  pada batang tanaman, dari lubang keluar cairan kental bercampur kotoran hama. Daun muda berubah kekuningan, rontok dan akhirnya pucuk daun mati. Jika tidak dikendalikan hama ini dapat menyebabkan kematian, karena asupan makanan terganggu.
Cara Pengendalian
Upaya yang dapat dilakukan antara lain menutup lubang bekas gerekan dengan pasak kayu serta memusnahkan telur-telur yang menempel pada kulit. Pengendalian kimiawi dengan memasukkan insektisida sistemik berbahan aktif asefat ke dalam lubang gerekan kemudian ditutup dengan pasak kayu. Dapat pula menaburkan insektisida sistemik berbahan aktif karbofuran dengan dosis 115-150 g/pohon. Interval 3 bulan sekali.
2.       PENGGEREK CABANG
Penggerek cabang yang menyerang tanaman cengkeh adalah Hyleborus sp., dan Ardela sp. Hama Hyleborus sp. merupakan kumbang berukuran kecil berwarna hitam, kumbang jantan tidak mempunyai sayap dan ukurannya lebih kecil daripada serangga betina. Sedangkan Ardela sp. merupakan ngengat, ngengat jantan berwarna cokelat keputihan, betina berwarna merah muda keputihan. Larva ngengat ini berwarna putih keabu-abuan.
Gejala Serangan
Gejala Serangan yang ditimbulkan oleh kedua penggerek ini ditandai adanya lubang-lubang  pada permukaan kulit cabang yang mengakibatkan cabang mudah patah, lemah, tunas mati, daun dan ranting akhirnya mengering. Lubang-lubang tersebut tertutup kotoran dan serbuk kayu sisa gerekan yang dijalin dengan serat halus. Serangan parah menyebabkan cabang mati.
Pengendalian
Upaya yang dapat dilakukan untuk mengendalikan hama penggerek cabang ini sama seperti pada penggerek batang.

3.       PENGGEREK RANTING 
Penggerek ranting yang menyerang tanaman cengkeh adalah Coptocercus sp. Serangga ini berupa kumbang berwarna hitam, sedangkan larvanya berwarna kuning kecokelatan.
Gejala serangan
Gejala Serangan yang ditimbulkan oleh penggerek Coptocercus sp. ditandai pada permukaan ranting terdapat lubang-lubang gerekan yang berdiameter kira-kira 1,8 mm. Serangan parah mengakibatkan ranting dan daun mati.
Cara pengendalian
Upaya yang dapat dilakukan untuk mengendalikan hama ini adalah dengan penyemprotan insektisida berbahan aktif alfa sipermetri, asefat, profenofos, atau metomil dengan dosis sesuai pada kemasan ke seluruh bagian tanaman. Interval 10 hari sekali.
4.       KUTU DAUN
Kutu daun yang menyerang tanaman cengkeh adalah Coccus viridis. Hama ini biasanya bersembunyi di permukaan bawah daun, berwarna hijau, menyerang daun dan ranting yang masih muda.
Gejala serangan
Gejala Serangan yang ditimbulkan oleh Coccus viridis ditandai dengan mengeringnya ranting dan daun tanaman, bunga banyak yang rontok karena hama ini menyerang dengan cara menghisap cairannya. Selain menyerang tanaman muda, hama ini juga menyerang tanaman dewasa.
Cara pengendalian
Upaya yang dapat dilakukan untuk mengendalikan hama ini diantaranya adalah dengan memusnahkan ranting yang terserang, penyemprotan insektisida berbahan aktif alfa sipermetri, asefat, profenofos, metomil atau imidakloprid dengan dosis sesuai petunjuk pada kemasan. Interval 10 hari sekali.

5.       PERUSAK DAUN
Perusak daun yang menyerang tanaman cengkeh adalah Anthriticus sp. dan Carea Angulata. Hama Anthriticus eugeniae adalah kutu hijau, sedangkan Carea Angulata berupa ulat.
Gejala serangan
Gejala serangan yang ditimbulkan oleh Anthriticus sp. ditandai dengan adanya bintik-bintik pada bagian tepi dan tengah daun karena bekas hisapan serangga daun cengkeh. Hama ini menyerang tanaman pada malam hari.
Gejala serangan yang ditimbulkan oleh Carea Angulata ditandai dengan adanya bekas gigitan ulat pada daun yang terserang, ulat ini menyerang dengan cara memakan daun. Populasi tinggi menyebabkan daun gundul.
Cara Pengendalian
Upaya yang dapat dilakukan untuk mengendalikan kedua jenis hama ini adalah dengan melakukan pemangkasan untuk menjaga kelembaban di sekitar pertanaman, penyemprotan insektisida berbahan aktif alfa sipermetri, asefat, profenofos, atau metomil dengan dosis sesuai petunjuk yang tertera pada kemasan. Interval 10 hari sekali. Untuk pengendalian kutu Anthriticus sp penyemprotan terbatas pada bagian tanaman yang terserang, sedangkan pada ulat Carea angulata diutamakan pada saat populasi larva masih muda.
6.       KEPIK
Kepik yang menyerang tanaman cengkeh adalah Helopeltis sp. Hama ini menyerang bagian pucuk daun dan daun muda.
Gejala serangan
Gejala serangan yang ditimbulkan oleh Helopeltis sp ditandai dengan gugurnya daun muda dan mati pucuk daun.
Cara pengendalian
Upaya yang dapat dilakukan untuk mengendalikan hama ini adalah dengan penyemprotan insektisida berbahan aktif deltametrin, karbosulfan, profenofos, atau imidakloprid dengan dosis sesuai pada kemasan. Interval 10 hari sekali.
PENYAKIT
1.       MATI BUJANG
Penyakit mati bujang yang menyerang tanaman cengkeh adalah bakteri Xylemlimited. Bakteri ini menyerang perakaran dan ranting-ranting muda.
Gejala serangan
Gejala serangan yang ditimbulkan oleh Xylemlimited ditandai dengan gugurnya daun dan matinya ranting tanaman.
Cara pengendalian
Upaya yang dapat dilakukan untuk mengendalikan penyakit ini adalah dengan penyemprotan bakterisida berbahan aktif oksitetrasiklin, streptomisin sulfat, kasugamisin atau asam oksolinik dengan dosis sesuai pada kemasan. Interval 1 bulan sekali.
2.       PENYAKIT CACAR DAUN
Penyakit cacar daun yang menyerang tanaman cengkeh adalah cendawan Phyllostica sp. Cendawan ini menyerang semua fase pertumbuhan mulai dari pembibitan sampai tanaman dewasa. Bagian yang terserang biasanya daun dan buah cengkeh.
Gejala serangan
Gejala serangan yang ditimbulkan oleh Phyllostica sp ditandai dengan munculnya bercak berbintil hitam menggelembung seperti cacar pada bagian atas daun, kemudian daun menggugurkan diri.
Cara pengendalian
Upaya yang dapat dilakukan untuk mengendalikan penyakit ini adalah dengan sanitasi lingkungan, memusnahkan tanaman yang terserang, penyemprotan fungisida sistemik berbahan aktif karbendazim, benomil atau zineb dan fungisida kontak berbahan aktif propineb, mankozeb, atau maneb dengan dosis sesuai pada kemasan. Interval 10 hari sekali.
3.       PENYAKIT BPKC (BAKTERI PEMBULUH KAYU CENGKEH)
Penyakit BPKC  yang menyerang tanaman cengkeh adalah bakteri Pseudomonas syzygii. Bakteri ini menyerang tanaman dewasa melalui vektor atau perantara. Vektor dari penyakit ini adalah serangga Hindola sp.
Gejala serangan
Gejala serangan yang ditimbulkan oleh Pseudomonas syzygii ditandai dengan menguningnya daun yang kemudian berguguran, ranting-ranting dan cabang mati diikuti layu mendadak. Serangan parah menyebabkan kematian.
Cara pengendalian
Upaya yang dapat dilakukan untuk mengendalikan penyakit ini adalah dengan melakukan sanitasi lingkungan (memusnahkan tanaman yang terserang), secara kimiawi menggunakan bakterisida golongan antibiotik berbahan aktif oksitetrasiklin, streptomisin sulfat, kasugamisin atau asam oksolinik. Kemudian mengendalikan serangga vektor menggunakan insektisida berbahan aktif asefat, lamda sihalotrin, profenofos, kartophidroklorida atau karbofuran. Dosis sesuai petunjuk yang tertera pada kemasan. Interval 1 bulan sekali.

4.       BERCAK DAUN
Penyakit bercak daun yang menyerang tanaman cengkeh adalah cendawan Cylindrocladium sp. Jamur ini menyerang bagian daun tanaman.
Gejala serangan
Gejala serangan yang ditimbulkan oleh Cylindrocladium sp ditandai dengan munculnya bercak coklat kehitaman pada daun yang merupakan spora dari cendawan.
Cara pengendalian
Upaya yang dapat dilakukan untuk mengendalikan penyakit ini adalah dengan penyemprotan fungisida sistemik berbahan aktif benomil, metil tiofanat, atau karbendazim dan fungisida kontak berbahan aktif klorotalonil, mankozeb, propineb, atau tiram dengan dosis sesuai pada kemasan.
STRATEGI PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT

Penyemprotan pestisida harus dilakukan berseling atau penggantian bahan aktif yang tertera di atas setiap melakukan penyemprotan, jangan menggunakan bahan aktif yang sama secara berturut-turut. Tanaman cengkeh merupakan tanaman yang tahan terhadap serangan hama penyakit, sehingga penyemprotan dapat dilakukan sesuai kebutuhan. Jadi penggunaan pestisida dapat dihemat.

KANDUNGAN UNSUR HARA PADA PUPUK DAN MANFAATNYA BAGI TANAMAN

KANDUNGAN UNSUR HARA PADA PUPUK DAN MANFAATNYA BAGI TANAMAN
Pupuk Urea
[(CO (NH2)2] Urea merupakan pupuk buatan hasil persenyawaan NH4 (ammonia) dengan CO2. Bahan dasarnya biasanya berupa gas alam dan merupakan ikatan hasil tambang minyak bumi. Kandungan N total berkisar antara 45-46 %. Dalam proses pembuatan Urea sering terbentuk senyawa biuret yang merupakan racun bagi tanaman kalau terdapat dalam jumlah yang banyak. Agar tidak mengganggu kadar biuret dalam Urea harus kurang 1,5-2,0 %. Kandungan N yang tinggi pada Urea sangat dibutuhkan pada pertumbuhan awal tanaman. (Ruskandi, 1996).
Pupuk SP 36 (Superphospat 36)
SP 36 merupakan pupuk fosfat yang berasal dari batuan fosfat yang ditambang. Kandungan unsur haranya dalam bentuk P2O5 SP 36 adalah 46 % yang lebih rendah dari TSP yaitu 36 %. Dalam air jika ditambahkan dengan ammonium sulfat akan menaikkan serapan fosfat oleh tanaman. Namun kekurangannya dapat mengakibatkan pertumbuhan tanaman menjadi kerdil, lamban pemasakan dan produksi tanaman rendah. (Hakim, dkk, 1986).
Pupuk NPK (Nitrogen Phospate Kalium)
Pupuk NPK merupakan pupuk majemuk yang mengandung unsur hara utama lebih dari dua jenis. Dengan kandungan unsur hara Nitrogen 15 % dalam bentuk NH3, fosfor 15 % dalam bentuk P2O5, dan kalium 15 % dalam bentuk K2O. Sifat Nitrogen (pembawa nitrogen ) terutama dalam bentuk amoniak akan menambah keasaman tanah yang dapat menunjang pertumbuhan tanaman.(Hardjowigeno, 1992).
Pupuk KCl (Kalium Klorida)
Pembuatan pupuk KCl melalui proses ekstraksi bahan baku (deposit K) yang kemudian diteruskan dengan pemisahan bahan melalui penyulingan untuk menghasilkan pupuk KCl. Kalium klorida (KCl) merupakan salah satu jenis pupuk kalium yang juga termasuk pupuk tunggal. Kalium satu-satunya kation monovalen yang esensial bagi tanaman. Peran utama kalium ialah sebagai aktivator berbagai enzim.
Kandungan utama dari endapan tambang kalsium adalah KCl dan sedikit K2SO4. Hal ini disebabkan karena umumnya tercampur dengan bahan lain seperti kotoran, pupuk ini harus dimurnikan terlebih dahulu. Hasil pemurniannya mengandung K2O sampai 60 %. Pupuk Kalium (KCl) berfungsi mengurangi efek negative dari pupuk N, memperkuat batang tanaman, serta meningkatkan pembentukan hijau dan dan dan karbohidrat pada buah dan ketahanan tanaman terhadap penyakit.
Kekurangan hara kalium menyebabkan tanaman kerdil, lemah (tidak tegak, proses pengangkutan hara pernafasan dan fotosintesis terganggu yang pada akhirnya mengurangi produksi. Kelebihan kalium dapat menyebabkan daun cepat menua sebagai akibat kadar Magnesium daun dapat menurun. Kadang-kadang menjadi tingkat terendah sehingga aktivitas fotosintesa terganggu.
Pupuk Kompos

Kandungan pupuk kompos adalah bahan organik yang mencapai 18 % bahkan ada yang mencapai 59 %. Unsur lain yang dikandung oleh kompos adalah nitrogen, fosfor, kalsium, kalium dan magnesium. Manfaat bokhasi pada lahan pertanian yaitu : mampu menggantikan dan mengefektifkan penggunaan pupuk kimia (anorganik) sehingga biaya pembelian pupuk dapat ditekan, bebas dari biji tanaman liar (gulma), tidak berbau dan mudah digunakan dan memperbaiki derajat keasaman tanah, selain itu sangat berguna untuk menyuburkan tanaman.

FUNGSI UNSUR HARA MAKRO (N-P-K)

FUNGSI UNSUR HARA MAKRO (N-P-K)
Banyak para hobiis dan pencinta tanaman hias, bertanya tentang komposisi kandungan pupuk dan prosentase kandungan N, P dan K yang tepat untuk tanaman yang bibit, remaja atau dewasa/indukan. Berikut ini adalah fungsi-fungsi masing-masing unsur tersebut :
Nitrogen ( N )
-Merangsang pertumbuhan tanaman secara keseluruhan
-Merupakan bagian dari sel ( organ ) tanaman itu sendiri
-Berfungsi untuk sintesa asam amino dan protein dalam tanaman
-Merangsang pertumbuhan vegetatif ( warna hijau ) seperti daun
-Tanaman yang kekurangan unsur N gejalanya : pertumbuhan lambat/kerdil, daun hijau kekuningan, daun sempit, pendek dan tegak, daun-daun tua cepat menguning dan mati.
Fosfor ( P )
-Berfungsi untuk pengangkutan energi hasil metabolisme dalam tanaman
-Merangsang pembungaan dan pembuahan
-Merangsang pertumbuhan akar
-Merangsang pembentukan biji
-Merangsang pembelahan sel tanaman dan memperbesar jaringan sel
-Tanaman yang kekurangan unsur P gejaalanya : pembentukan buah/dan biji berkurang, kerdil, daun berwarna keunguan atau kemerahan ( kurang sehat )
Kalium ( K )
-Berfungsi dalam proses fotosintesa, pengangkutan hasil asimilasi, enzim dan mineral termasuk air.
-Meningkatkan daya tahan/kekebalan tanaman terhadap penyakit

-Tanaman yang kekurangan unsur K gejalanya : batang dan daun menjadi lemas/rebah, daun berwarna hijau gelap kebiruan tidak hijau segar dan sehat, ujung daun menguning dan kering, timbul bercak coklat pada pucuk daun.